Selasa, 27 November 2012

SEJARAH MASJID JAGABAYAN


NAMA ANGGOTA
1.     ANIS ADANI
2.     NIA KURNIATI
3.     NUR AFIYAH
4.     RARAN RAMIYANI
5.     SITI WARYATI



            Awalnya waktu sebelum adanya kota cirebon para wali-wali diantaranya: syarif.H.Sunan gunung jati. Mbah kuwu sangken dan yang lainnya sering mengadakan pertemuan d suatu tempat yang namanya jagabayan. Sering adanya pertemuan maka beliau tersebut membuat sumur untuk keperluan bersuci dan berwudhu untuk shalat. Dulunya masjid ini cuman ada cukup pancaniti untuk shalat dan untuk berunding. Sering dengan kemajuan waktu cungkup (atas mushola) tersebut dipertebal oleh generasi penerus, sehingga dijadikan tempat untuk melakukan shalat.
            Adapun karomahnya orang cirebon meyakini air sumur jagabayan ada suatu khasiat sendiri untuk berbagai keperluan bagi masyarakat umum. Sampai sekarang sudah terkenal dimana-mana karena ada barokahnya air sumur tersebut dan masjid keramatnya. Oleh generasi penerus tajug jagabayan ini ahirnya dibuat atau dijadikan masjid dengan persetujuan para sesepuh-sesepuh. Peninggalan para wali : sumur, masjid, mimbar atau tempat khot, dll. Masjid jami jagabayan atau di kenal masyarakat cirebon masjid jagabayan
adalah sebuah masjid peninggalan para wali dan sultan cirebon. bahkan masjid jaga bayan
merupakan majid tertua di cirebon,
lokasinya yang menyempit bahkan tidak terlihat. karena sepanjang jalan karang getas
merupakan sentra pertokoan emas dan perbelanjjan lainnya yang ada di cirebon,
masjid jami jaga bayan sendiri bagi masyarakat cirebon sangat manjur buat segala
jenis permintan kepada juru kunci jaga bayan. karena masjid jaga bayan terkenal karena
hal hal yang mengandung alias minta minta_ kelancaran rejeki ,jodoh.pangkat jabatan dll
tidak salah kalu masjid jaga bayan ini setiap harinya banyak di kunjungi berbagai 
wilayah di indonesia,
bangunan masjid jaga bayan hanya berukuran kecil dan sudah di pugar, dan ada juga sumbar mata air atau sumur yang terletak dekat tempat wudlu,
konon bagi siapa saja orang berilmu tinggi bahkan pak harto saja tidak berani melawati jalan karang getas....semua itu tergantuung anda percaya atau tidak .
Membicarakan bugaya keraton cirebon tidak terlepas dari perjalanan panjang nagari-nagari pesisir cirebon sehingga terbentuknya kerajaa cirebon. Nagari-nagari tersebut adalah seperti nagari surantaka, nagari singapura, nagari japura sampai terbentunya nagari caruban larang. Setelah nagari caruban larang berdiri maka terjadilah periodesasi masa kerajaan masa penembahan dan masa kasultanan cirebon. Hal ini sebagaimana penulis kutip dalam (seminar) budaya fakultas ADAB IAIN/12 Juni 2009 oleh Drh.H.R. Bambang irianto, BA. Konteks cirebon sendiri merupakan salah satu wilayah indonesia yang syarat dengan peninggalan sejara mulai dari sumber lisan, tulis hingga sumber arkeologis yang menurut Uka candra sasmita, lebih banyak disebabkan oleh faktor atau letak geografis dari wilayah cirebon itu sendiri dalam hal ini sangat menguntungkan karena memiliki muara-muara sungai yang memiliki peran penting bagi pelaguhan, baik dalam lingkup domestik maupun internasional. Pelabuhan cirebon sendiri berlangsung sejak zaman kerajaan padjajaran yang bercorak hindu-budha. (Uka Candrasasmita, arkeologi islam nusantara).  
            Akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan hindu-budha sampai kepada islam terdapat dalam berbagai bidang. Percampuran ini terlihat dalam cabang-cabang kesenian, seperti seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni musik dan sastra (Didin Supriadin & Marwan Supriadi, Sejarah). Penekanan terhadap syimbolpada budaya yang ada di keraton cirebon tergantung pada dominasi kepercayaan yang berlaku pada masing-masing periode pemerintaha. Ketika islam memasuki wilyah cirebon menjadi kepercayaan yang relatif baru di wilayah cirebon. Maka kebudayaan pun telah di islamkan oleh para da’i/mubaligh.
            Hingga saat ini cirebon pun masih memiliki peninggalan materi (arkeologis) berupa bangunan-bangunan bersejarah baik dari peninggalan-peninggalan masa kerajaan cirebon maupun peninggalan era kolonial.
            Seperti di antaranya : Pabrik roko BAT, Kantor post pusat di cangkol, SMPN 14 &16, Bank Indonesia di Cangkol, situs makam gunung sembung dan mmakam gunung jati, situs makam talun, masjid agung sang cipta ras, masjid jagabayan serta masih banyak situs-situs bersejarah yang tidak bisa sya sebutkan satub persatu secara keseluruhan belum juga termasuk peninggalan cina yang sangat berpengaruh dalam terbentuknya kebudayaan cirebon.
            Peninggalan sejarah berupa materi pun terdapat pada masjid jagabayan yang telah saya singgung di atas tadi. Pada kesempatan ini masjid jami jagabayan yang menjadi fokus kajian penelitian saya, memang merupakan masjid bersejarah yang didirikan oleh tokohnya tumenggung jagabayan. Yang menarik ialah dalam perjalanan historisnya diawal berdirinya       
hingga sekarang ternyata bangunan bersejarah ini pernah mengalami peralihan secara kefungsian dimana pada awl berdirinya bangunan ini yang sekarang menjadi masjid jagabayan dahulunya merupakan sebuah post penjagaan/pertahanan untuk wilayah keraton cirebon ring dalam sebelah timur. meski dalam perkembangannya telah berubah fungsi sebagai tempat beribadah yang dimulai oleh para wali utama wali yang 9 itu, dalam perkembangan perjalananya diikuti oleh masyarakat setempat dan para pendatang muslim yang sempat bersinggah di tempat itu hingga saat ini fungsinya menjadi sebuah massjid (diambil dari sejarah lisan).
secara administratif, masjid jagabayan berada dalam wilayah kelurahan lemahwungkuk, kecamatan lemahwungkuk, kota cirebon. masjid ini terletk sebelah timur ujung selatan jl.karanggetas, ditengah kawasan pertokoan yang mengapit pada sebelah utara,selatan dan timur.
masjid ini pernah beberapakali mengalami pemugaran namun masih mempertahankan beberapa bentuk aslinya. atap masjid yang berbentuk joglo masih dipertahan kan hingga sekarang, sementara dindingnya diganti dengan batu bata diplister, dan lantainya di ganti ubin keramik.
secara etimologis, kata jagabayan berasal dari kata jaga baya. jugul muda adipati galuh dalam kitab kapa-kapa sudah menyebut istilah jagabaya dengan pengertian  menjaga bahaya/keamanan dalam negeri, dan bukan keamanan desa yang aparatnya disebut suratani(prajurit dkeamanan desa), (Depdikbud. potensi wisata budaya kota cirebon.hlm;20). jika mengacu pada beberapa naskah babad cirebon, sepeti Pustaka Negara Kerta Bumi dan Purwaka Caruban Nagari, kata jagabayan di adopsi dari nama pangeran jagabaya, utusan sang maha prabu siliwangidari pakuan padjajaran yang kemudian menetap di cirebon bersama jaka sengara (raja sengara) adik bungsu pangeran cakrbuana……….
Dan ini foto kami saat mengunjungi masjid jagabayan: