NAMA ANGGOTA
1. ANIS
ADANI
2. NIA
KURNIATI
3. NUR
AFIYAH
4. RARAN
RAMIYANI
5. SITI
WARYATI
Awalnya waktu sebelum adanya kota cirebon para wali-wali
diantaranya: syarif.H.Sunan gunung jati. Mbah kuwu sangken dan yang lainnya
sering mengadakan pertemuan d suatu tempat yang namanya jagabayan. Sering
adanya pertemuan maka beliau tersebut membuat sumur untuk keperluan bersuci dan
berwudhu untuk shalat. Dulunya masjid ini cuman ada cukup pancaniti untuk
shalat dan untuk berunding. Sering dengan kemajuan waktu cungkup (atas mushola)
tersebut dipertebal oleh generasi penerus, sehingga dijadikan tempat untuk
melakukan shalat.
Adapun
karomahnya orang cirebon meyakini air sumur jagabayan ada suatu khasiat sendiri
untuk berbagai keperluan bagi masyarakat umum. Sampai sekarang sudah terkenal
dimana-mana karena ada barokahnya air sumur tersebut dan masjid keramatnya.
Oleh generasi penerus tajug jagabayan ini ahirnya dibuat atau dijadikan masjid
dengan persetujuan para sesepuh-sesepuh. Peninggalan para wali : sumur, masjid,
mimbar atau tempat khot, dll. Masjid jami jagabayan
atau di kenal masyarakat cirebon masjid jagabayan
adalah sebuah masjid peninggalan para wali dan sultan cirebon. bahkan masjid jaga bayan
merupakan majid tertua di cirebon,
lokasinya yang menyempit bahkan tidak terlihat. karena sepanjang jalan karang getas
merupakan sentra pertokoan emas dan perbelanjjan lainnya yang ada di cirebon,
masjid jami jaga bayan sendiri bagi masyarakat cirebon sangat manjur buat segala
jenis permintan kepada juru kunci jaga bayan. karena masjid jaga bayan terkenal karena
hal hal yang mengandung alias minta minta_ kelancaran rejeki ,jodoh.pangkat jabatan dll
tidak salah kalu masjid jaga bayan ini setiap harinya banyak di kunjungi berbagai
wilayah di indonesia,
bangunan masjid jaga bayan hanya berukuran kecil dan sudah di pugar, dan ada juga sumbar mata air atau sumur yang terletak dekat tempat wudlu,
konon bagi siapa saja orang berilmu tinggi bahkan pak harto saja tidak berani melawati jalan karang getas....semua itu tergantuung anda percaya atau tidak .
adalah sebuah masjid peninggalan para wali dan sultan cirebon. bahkan masjid jaga bayan
merupakan majid tertua di cirebon,
lokasinya yang menyempit bahkan tidak terlihat. karena sepanjang jalan karang getas
merupakan sentra pertokoan emas dan perbelanjjan lainnya yang ada di cirebon,
masjid jami jaga bayan sendiri bagi masyarakat cirebon sangat manjur buat segala
jenis permintan kepada juru kunci jaga bayan. karena masjid jaga bayan terkenal karena
hal hal yang mengandung alias minta minta_ kelancaran rejeki ,jodoh.pangkat jabatan dll
tidak salah kalu masjid jaga bayan ini setiap harinya banyak di kunjungi berbagai
wilayah di indonesia,
bangunan masjid jaga bayan hanya berukuran kecil dan sudah di pugar, dan ada juga sumbar mata air atau sumur yang terletak dekat tempat wudlu,
konon bagi siapa saja orang berilmu tinggi bahkan pak harto saja tidak berani melawati jalan karang getas....semua itu tergantuung anda percaya atau tidak .
Membicarakan
bugaya keraton cirebon tidak terlepas dari perjalanan panjang nagari-nagari
pesisir cirebon sehingga terbentuknya kerajaa cirebon. Nagari-nagari tersebut
adalah seperti nagari surantaka, nagari singapura, nagari japura sampai
terbentunya nagari caruban larang. Setelah nagari caruban larang berdiri maka
terjadilah periodesasi masa kerajaan masa penembahan dan masa kasultanan
cirebon. Hal ini sebagaimana penulis kutip dalam (seminar) budaya fakultas ADAB
IAIN/12 Juni 2009 oleh Drh.H.R. Bambang irianto, BA. Konteks cirebon sendiri
merupakan salah satu wilayah indonesia yang syarat dengan peninggalan sejara
mulai dari sumber lisan, tulis hingga sumber arkeologis yang menurut Uka candra
sasmita, lebih banyak disebabkan oleh faktor atau letak geografis dari wilayah
cirebon itu sendiri dalam hal ini sangat menguntungkan karena memiliki
muara-muara sungai yang memiliki peran penting bagi pelaguhan, baik dalam
lingkup domestik maupun internasional. Pelabuhan cirebon sendiri berlangsung
sejak zaman kerajaan padjajaran yang bercorak hindu-budha. (Uka Candrasasmita,
arkeologi islam nusantara).
Akulturasi
kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan hindu-budha sampai kepada islam terdapat
dalam berbagai bidang. Percampuran ini terlihat dalam cabang-cabang kesenian,
seperti seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni musik dan
sastra (Didin Supriadin & Marwan Supriadi, Sejarah). Penekanan terhadap
syimbolpada budaya yang ada di keraton cirebon tergantung pada dominasi
kepercayaan yang berlaku pada masing-masing periode pemerintaha. Ketika islam
memasuki wilyah cirebon menjadi kepercayaan yang relatif baru di wilayah
cirebon. Maka kebudayaan pun telah di islamkan oleh para da’i/mubaligh.
Hingga
saat ini cirebon pun masih memiliki peninggalan materi (arkeologis) berupa
bangunan-bangunan bersejarah baik dari peninggalan-peninggalan masa kerajaan
cirebon maupun peninggalan era kolonial.
Seperti
di antaranya : Pabrik roko BAT, Kantor post pusat di cangkol, SMPN 14 &16,
Bank Indonesia di Cangkol, situs makam gunung sembung dan mmakam gunung jati,
situs makam talun, masjid agung sang cipta ras, masjid jagabayan serta masih
banyak situs-situs bersejarah yang tidak bisa sya sebutkan satub persatu secara
keseluruhan belum juga termasuk peninggalan cina yang sangat berpengaruh dalam
terbentuknya kebudayaan cirebon.
Peninggalan
sejarah berupa materi pun terdapat pada masjid jagabayan yang telah saya
singgung di atas tadi. Pada kesempatan ini masjid jami jagabayan yang menjadi
fokus kajian penelitian saya, memang merupakan masjid bersejarah yang didirikan
oleh tokohnya tumenggung jagabayan. Yang menarik ialah dalam perjalanan
historisnya diawal berdirinya
hingga sekarang ternyata bangunan bersejarah ini pernah mengalami peralihan
secara kefungsian dimana pada awl berdirinya bangunan ini yang sekarang menjadi
masjid jagabayan dahulunya merupakan sebuah post penjagaan/pertahanan untuk
wilayah keraton cirebon ring dalam sebelah timur. meski dalam perkembangannya
telah berubah fungsi sebagai tempat beribadah yang dimulai oleh para wali utama
wali yang 9 itu, dalam perkembangan perjalananya diikuti oleh masyarakat
setempat dan para pendatang muslim yang sempat bersinggah di tempat itu hingga
saat ini fungsinya menjadi sebuah massjid (diambil dari sejarah lisan).
secara administratif, masjid jagabayan berada dalam wilayah kelurahan
lemahwungkuk, kecamatan lemahwungkuk, kota cirebon. masjid ini terletk sebelah
timur ujung selatan jl.karanggetas, ditengah kawasan pertokoan yang mengapit
pada sebelah utara,selatan dan timur.
masjid ini pernah beberapakali mengalami pemugaran namun masih
mempertahankan beberapa bentuk aslinya. atap masjid yang berbentuk joglo masih
dipertahan kan hingga sekarang, sementara dindingnya diganti dengan batu bata
diplister, dan lantainya di ganti ubin keramik.
secara etimologis, kata jagabayan berasal dari kata jaga baya.
jugul muda adipati galuh dalam kitab kapa-kapa sudah menyebut istilah jagabaya
dengan pengertian menjaga bahaya/keamanan dalam negeri, dan bukan
keamanan desa yang aparatnya disebut suratani(prajurit dkeamanan desa),
(Depdikbud. potensi wisata budaya kota cirebon.hlm;20). jika mengacu pada
beberapa naskah babad cirebon, sepeti Pustaka Negara Kerta Bumi dan Purwaka
Caruban Nagari, kata jagabayan di adopsi dari nama pangeran jagabaya, utusan
sang maha prabu siliwangidari pakuan padjajaran yang kemudian menetap di
cirebon bersama jaka sengara (raja sengara) adik bungsu pangeran cakrbuana……….
Dan ini foto kami saat mengunjungi masjid jagabayan: